Mataku menyapu sekitar. Otakku, dengan cekatan menerjemahkannya. Dindingnya putih. Bertempel wallpaper warna-warni. Ada jendela besar tanpa teralis di sisi barat. Kusennya kontras, berwarna hitam. Serasi dengan warna pintunya. Tempat aku berdiri sekarang. Tepat di depanku ada lemari baju. Agak mungil, menurutku, untuk ukuran lemari wanita pada umumnya. Mungkin si empunya gak terlalu suka koleksi baju, pikirku. Aku mendekat. Menuju meja rias. Sambil numpang ngaca, mataku menangkap penampakan make up standar di sana. Dari bedak tabur jadul, maskara, blush on sampai lipstik yang jumlahnya.. Satu, dua, tiga, empat, lim.. Oh, oke! Ada banyak ternyata!
Mataku kemudian mencari obyek lain. Ada lemari besar di pojok ruang. Bukan lemari buku, meskipun di atasnya ada berbagai macam judul buku. Semacam lemari yang dialih fungsi, begitu batinku. Puas membolak-balik tumpukan buku itu, aku membalikkan badan. Sekarang, dari pindaian mataku, ada obyek yang jauh lebih membuatku penasaran. Seorang gadis. Memunggungiku. Terbujur di atas kasur. Kaku. Aku mendekat. Sosoknya seperti familiar. Hanya sekian senti sekarang jarak kami. Dengan tangan tremor, perlahan ku balikkan badan gadis itu. Loh?! Aku kok di situ?!
0 komentar:
Posting Komentar