Sesering mungkin ku siram kenangan masa kecil yang tertanam di dalam lipatan otak. Agar tak layu, tertimbun kemudian hilang terurai. Karena aku tahu, kelak anakku akan bertanya "Ibu, seperti apa masa kecilmu dulu? Bukankah Ibu tumbuh besar di kota yang dijuluki istimewa?"
Kelak, sambil ku pangku semesta kecilku itu, akan ku ceritakan bagaimana ku habiskan masa kanak-kanak. Akan ku ceritakan betapa polos Ibunya yang kala itu hanya berkaos singlet, berlarian menyusuri gang-gang kecil di Kampung Kauman. Dan sudah bahagia walau hanya bermain dengan alat masak yang terbuat dari tanah liat. Tak lupa, akan ku ceritakan betapa menyenangkannya bermain kasti di Alun-Alun Utara bersama teman-teman. Duduk di rerumputan sambil meneguk es gosrok 500an. "Loh? Bukannya di sana gersang dan penuh debu beterbangan, Bu?". Lamunanku buyar. Seketika. Ah, semoga nanti anakku tak harus sampai menanyakan pertanyaan itu. Semoga kelakpun ia bisa merasakan hijaunya Alun-Alun Utara, kecintaan warga kota Jogja :)
0 komentar:
Posting Komentar